PENGERTIAN
NEOLIBERALISME
Neoliberalisme adalah paham
ekonomi yang mengutamakan sistem kapitalis perdagangan bebas, ekspansi pasar,
privatisasi/penjualan BUMN, penghilangan campur tangan pemerintah, dan
pengurangan peran negara dalam pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan,
dsb.
Neoliberalisme yang juga dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal mengacu pada filosofi ekonomi-politik
akhir-abad keduapuluhan, sebenarnya merupakan redefinisi dan kelanjutan dari liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurangi atau menolak penghambatan oleh
pemerintah dalam ekonomi domestik karena akan mengarah pada penciptaan Distorsi dan
High
Cost Economy yang kemudian akan berujung pada tindakan koruptif.
Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan
pasar, dengan pembenaran mengacu pada kebebasan. Seperti pada contoh kasus
upah pekerja, dalam pemahaman neoliberalisme pemerintah tidak berhak ikut
campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja
sepenuhnya ini urusan antara si pengusaha pemilik modal dan si pekerja.
Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasar adalah privatisasi
aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha industri yang
dimiliki-dikelola pemerintah
PERBEDAAN
ANTARA LIBERALISME DAN NEOLIBERALISME
NO
|
Liberalisme
|
Neoliberalisme
|
1
|
Manusia dianggap sebagai homo economicus
|
Homo economicus dijadikan prinsip untuk memahami semua “tingkah laku
manusia”
|
2
|
Manusia adalah otonom, bebas
memilih
|
Hal ini
dimodifikasi ke arah yang lebih ekstrim : tidak perlu adanya campur tangan
pemerintah, batas Negara diterobos
|
3
|
Wacana politik : social
democrat dengan argument “kesejahteraan”
|
Wacana politik :
social ekonomis kapitalis dengan argument “privatisasi aktifitas ekonomi”
|
4
|
Meletakan kebebasan sebagai
nilai politik tertinggi
|
Meletakkan
kebebasan dalam tataran ekonomi, pasar bebas, globalisme
|
5
|
Masih mengakui peran
kerajaan-pemerintah dalam arti : system kerajaan harus melindungi hak-hak
semua rakyat secara adil, bijak, saksama
|
Lebih ektrim
: sama sekali menolak campur tangan pemerintah, bahkan mereka menghendaki
segala macam fasilitas umum seharusnya diswastanisasikan
|
6
|
Masih mengakui undang-undang
kerajaan (pemerintah) dalam arti : semua rakyat mempunyai hak-hak yang sama
rata di depan hokum dan undang-undang
|
System
aturan, undang-undang-hukum, ditolak sama sekali, karena hal ini akan
menguntungkan pemerintah dan stakeholders lainnya.
|
7
|
Menghendaki peran serta
kerajaan dalam pasar bebas dalam arti : menjaga agar tidak terjadi
diskriminasi, pemeriksaan barang-barang impor ekspor harus dilakukan secara
hikmat
|
Tidak
menghendaki peran pemerintah dalam pasar bebas sehingga peluang akan adanya
diskriminasi “terselubung” sangat tinggi (yang kaya semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin)
|
NEOLIBERALISME DI INDONESIA
Di Indonesia, pelaksanaan agenda-agenda
ekonomi neoliberalisme sebenarnya telah dimulai sejak pertengahan tahun 1980an,
sedangkan pelaksanaannya baru berlangsung setelah Indonesia melewati krisis
moneter pada pertengahan tahun 1997.
Di awal 1990-an, Indonesia
sangat menggalakkan investasi asing dan swasta untuk menggenjot pertumbuhan.
Akibatnya hutang luar negeri swasta Indonesia membengkak. Beban hutang yang
sangat besar inilah yang membuat perekonomian Indonesia rentan terhadap krisis
dan meledak pada pertengahan 1997
Menyusul kemerosotan nilai rupiah, Pemerintah Indonesia kemudian secara resmi mengundang IMF untuk memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai syarat untuk mencairkan dana talangan yang disediakan IMF, pemerintah Indonesia wajib melaksanakan paket kebijakan Konsensus Washington melalui penanda-tanganan Letter Of Intent (LOI), yang salah satu butir kesepakatannya adalah penghapusan subsidi untuk bahan bakar minyak, yang sekaligus memberi peluang masuknya perusahaan multinasional seperti Shell. Begitu juga dengan kebijakan privatisasi beberapa BUMN, diantaranya Indosat, Telkom, BNI, PT. Tambang Timah dan Aneka Tambang.
Kebijakan neoliberal di
Indonesia semakin tidak terkendali dengan masuknya IMF dalam penataan ekonomi
sejak akhir 1997. Melalui kontrol yang sangat ketat, IMF memaksa Indonesia
menjalankan kebijakan neoliberal. Pemerintahan neoliberal tersebut di Indonesia
terus berlangsung menjelang akhir kekuasaan Orde Baru hingga saat ini.
DAMPAK POSITIF NEOLIBERALISME
Salah satu agenda Neoliberalisme adalah pelaksanaan
privatisasi, yaitu pemindahan kepemilikan perusahaan sektor publik ke sektor
swasta. Privatisasi ini memiliki banyak manfaat bagi perusahaan diantaranya,
perusahaan akan banyak memperoleh tambahan modal untuk pengembangan usaha dan
perusahaan lebih diawasi sehingga kinerjanya akan lebih bagus. Selain itu, privatisasi
juga akan menimbulkan banyak hal positif yaitu dapat menciptakan banyak nilai
tambah sehingga perekonomian daerah dapat tumbuh. Privatisasi BUMN juga bisa dimaksudkan
untuk membantu anggaran pemerintah dari tekanan defisit.
DAMPAK NEGATIF NEOLIBERALISME
- Dalam praktiknya, neoliberal hanya membuat orang
kaya makin kaya dan kaum miskin makin dimarginalkan. Rakyat miskin dipaksa
berjuang dengan keterbatasannya, sementara si kaya hanya menjadikannya
sebagai objek beramal
- jumlah
pengangguran bertambah, kemiskinan meningkat, dan ketimpangan sosial akan
makin lebar, bahkan rakyat tidak lagi memiliki hak yang harus dipenuhi
oleh Negara.
- Neoliberalisme juga dikenal sebagai Kompeni gaya
baru bagi Indonesia, karena mereka menguras hasil tambang Indonesia
seperti minyak, gas, emas, perak, batubara, tembaga, dan sebagainya,
sedangkan Sungai-sungai dan danau yang tercemar akibat aktivitas tersebut
tidak dihiraukan, sehingga rakyat setempat tidak bisa lagi mendapat
makanan berupa ikan dari sungai tersebut.
AGENDA UTAMA NEOLIBERALISME
- Privatisasi/Penjualan BUMN
Neoliberalis menghendaki negara tidak berbisnis meski
bisnis tersebut menyangkut kekayaan alam negara dan juga menyangkut kebutuhan
hidup orang banyak. Oleh karena itu semua BUMN harus dijual atau diprivatisasi
ke pihak swasta. Karena swasta Nasional keuangannya terbatas, umumnya yang
membelinya adalah pihak asing
- Pencabutan Subsidi barang
Menurut kaum Neoliberalis, subsidi barang adalah
penyakit. Oleh karena itu subsidi BBM, angkutan umum, air, dan sebagainya
dihapuskan. Harga barang mengikuti harga pasar dunia sehingga harga barang
terus meroket melebihi kenaikan penghasilan rakyat
- Penghapusan Layanan Publik
Pelayanan Publik oleh negara seperti pendidikan,
kesehatan, transportasi dihapuskan. Diserahkan ke pihak swasta atau harganya
meningkat sesuai harga “Pasar”.
- Pembangunan bertumpu pada investor asing dan hutang
luar negri
Menurut kaum Neoliberalis, tidak mungkin pembangunan
dilakukan tanpa hutang. Kaum Neoliberalis itu seperti makelar hutang yang
mendapat komisi dan berbagai keuntungan lainnya dari hasil hutang berupa bunga
dan juga penjualan BUMN dan kekayaan alam Indonesia.
- Penjajahan “kompeni” gaya baru
Dulu yang menjajah kita adalah
Kompeni Belanda. Artinya Perusahaan (VOC-Verenigde Oost Indische Compagnie)
Belanda. Bukan Pemerintah Belanda. VOC ini mendirikan berbagai perkebunan
terutama rempah-rempah dan memonopolinya untuk dijual ke Eropa. Namun saat ini
yang menguasai kekayaan alam kita adalah Kompeni gaya baru, yaitu Multi
National Company (MNC) yang didukung oleh pemerintah AS dan sekutunya. Selain
itu, Kompeni gaya baru sekarang menguras hasil tambang Indonesia seperti
minyak, gas, emas, perak, batubara, tembaga, dan sebagainya.
CONTOH KASUS
1. PT. Freeport
PT.
Freeport yang menguasai lahan
tambang di Papua di mana satu gunung Grassberg saja punya deposit emas sebanyak
US$ 50 milyar (Rp 500 trilyun), ternyata hanya memberi royalti ke Indonesia 1%
saja. Jadi kalau Freeport dapat Rp 495
trilyun, Indonesia hanya mendapat Rp 5 trilyun. Bagaimana Indonesia bisa kaya?
2.
PAM
PAM
,BUMN yang dibeli pihak asing sehingga jadi Palyja (Lyonnaise, perancis) dab
TPJ (Thames PAM Jaya yang kemudian dibeli oleh Aetra). Privatisasi ini akhirnya
yang menyebabkan tarif PAM naik berkali-kali hingga sekarang 1m3 menjadi Rp.7000
3. Kasus Prita Mulyasari
Prita Mulyasari, seorang pasien RS Omni Internasional yang diduga melakukan pencemaran nama baik RS itu dengan mengirimkan milis ke sebuah surat kabar dan juga sharing melalui email dan face book. Dukungan dan kecaman datang begitu derasnya yang ditujukan kepada pihak RS karena telah memenjarakan Prita akibat diduga melakukan pencemaran nama baik dan tuduhan maal praktek.
Hal
ini menunjukan dampak dari neoliberalisasi di mana kekuatan pasar bebas dengan
lembaga-lembaga multinasionalnya, Lembaga-lembaga multinasional menggunakan UU
Informasi dan Transaksi Elektronik yang dibuat untuk memuluskan kepentingan
neolib dengan mengalahkan kepentingan asasi masyarakat
Isu
kesehatan yang disangkut-pautkan dengan neoliberalisme ini diduga merujuk
kepada privatisasi instansi kesehatan atau banyaknya RS yang dimiliki oleh
swasta. Sehingga pemerintah dalam hal ini hanya menikmati dari pajak-pajak
swasta bukannya memprioritaskan dan memikirkan masyarakatnya atas hak akan
kesehatan yang dijamin oleh negara, hal ini mirip dengan privatisasi perusahaan
air minum yang justru seharusnya dimiliki oleh negara karena air adalah sumber
kehidupan bagi makhluk hidup, seperti halnya kesehatan.
4. Terbesar
privatisasi dalam sejarah dari Japan Post. Dimana sepertiga dari semua karyawan
pemerintah Jepang bekerja untuk Posting Jepang.
Pada
September 2003, kabinet Koizumi diusulkan membelah Pos Jepang menjadi empat
perusahaan terpisah: bank, perusahaan asuransi, perusahaan jasa pos, dan
perusahaan keempat untuk menangani kantor pos sebagai etalase ritel dari tiga
lainnya. Setelah privatisasi ditolak oleh majelis tinggi, Koizumi dijadwalkan
pemilihan nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 11 September 2005.
Dia menyatakan pemilu menjadi referendum tentang privatisasi pos. Koizumi
kemudian memenangkan pemilu ini, mendapatkan yang diperlukan supermajority dan
mandat untuk reformasi, dan pada bulan Oktober 2005, RUU itu disahkan
privatisasi Pos Jepang pada tahun 2007.